SumbarAktual.com
Padang -- Perkembangan IHK Provinsi Sumatera Barat tercatat mengalami inflasi pada Mei 2024. Berdasarkan Berita Resmi Statistik yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Barat, IHK Provinsi Sumatera Barat tercatat mengalami inflasi 0,51% (mtm) pada Mei 2024, lebih tinggi dibandingkan April 2024 yang mengalami deflasi sebesar 0,30% (mtm).
Inflasi Provinsi Sumatera Barat pada Mei 2024 terutama dipengaruhi oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 1,54% (mtm) dengan andil inflasi 0,52% (mtm). Beberapa komoditas dominan yang mempengaruhi inflasi pada kelompok tersebut yaitu, cabai merah, bawang merah, beras, dan daging ayam ras dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,38%; 0,14%; 0,04%; dan 0,03% (mtm).
Plh Kepala Perwakilan Deputi Direktur, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat, M Irfan Sukama dalam keterangan rilis (3/6) mengatakan meningkatnya harga aneka cabai dipengaruhi oleh produksi yang menurun dampak dari bencana banjir bandang di daerah sentra produksi. Selain itu putusnya jalan nasional utama Padang-Bukittinggi via Padang Panjang menyebabkan terganggunya distribusi yang turut mendorong kenaikan harga komoditas pangan, terutama di daerah yang bergantung kepada suplai dari daerah lain seperti Kota Padang.
Secara spasial, seluruh kabupaten/kota penghitung inflasi Provinsi Sumatera Barat mengalami inflasi dengan Kota Padang mencatatkan yang tertinggi. Kota Padang dengan bobot dominan di kisaran 63% terhadap IHK Sumatera Barat mencatatkan inflasi 0,70% (mtm), lebih tinggi dibandingkan realisasi April 2024 yang deflasi 0,26% (mtm).
Kabupaten Pasaman Barat tercatat inflasi 0,24% (mtm), lebih tinggi dibandingkan April 2024 yang deflasi 0,80% (mtm). Kabupaten Dharmasraya mencatatkan inflasi yang lebih rendah yakni sebesar 0,02% (mtm) dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,03% (mtm). Sementara Kota Bukittinggi mencatatkan inflasi sebesar 0,22% (mtm), sama dengan realisasi inflasi bulan April 2024. Secara tahunan, seluruh kabupaten/kota IHK tersebut tercatat inflasi, dengan rincian Kota Padang 3,64% (yoy), Kabupaten Pasaman Barat sebesar 5,93% (yoy), Kabupaten Dharmasraya 4,52% (yoy), dan Kota Bukittinggi sebesar 3,83% (yoy).
Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumatera Barat terus berkomitmen untuk mengendalikan inflasi tetap terkendali dan berada di sekitar batas atas target 2,51% (yoy). Berbagai upaya pengendalian inflasi daerah yang telah dilakukan pada Mei 2024 antara lain:
1) Melanjutkan penyelenggaraan pasar murah di berbagai kabupaten/kota;
2) Pendistribusian beras SPHP dan stok pangan komersial oleh BULOG;
3) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi harga dan ketersediaan pasokan;
4) Menjaga kelancaran distribusi pasca bencana melalui percepatan perbaikan akses jalan yang terdampak serta memprioritaskan kendaraan logistik pengangkut komoditas pangan dalam pengaturan lalu lintas;
5) Melakukan modifikasi cuaca untuk mengurangi intensitas hujan dalam rangka mendukung percepatan perbaikan jalan;
6) Meningkatkan pasokan/cadangan pangan melalui Bapanas dan Bulog;
7) Penguatan komunikasi dan koordinasi dengan stakeholders melalui penyelenggaraan HLM TPID Provinsi Sumatera Barat pada tanggal 29 Mei 2024.
8) Peningkatan kegiatan komunikasi efektif pengendalian inflasi yang ditayangkan melalui berbagai kanal untuk menjaga persepsi positif masyarakat pasca bencana.
Sinergi terus dilanjutkan dengan memperkuat koordinasi dalam mengimplementasikan program pengendalian inflasi pangan secara lebih efektif.
Berbagai upaya menjaga inflasi terkendali dalam sasaran tersebut pada gilirannya diharapkan dapat mendukung upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat yang inklusif dan berkelanjutan. (S)